Kamis, 02 Oktober 2014

Model Konseling Analisis Transaksional



IV. ANALISIS TRANSAKSIONAL


A.          BIOGRAFI TOKOH


Eric Berne (1910-1970) seorang psikiatris dan psikoanalisis, mendapatkan gelar  M. D dari MC.Gill University di Montreal pada tahun 1953, dan menyelesaikan pendidikan spesialis psikiater di Yale university.
Pada tahun 1964 buku pertamanya Games People Play (permainan yang dimainkan orang) menjadi buku terlaris seacara internasional. Pada saat yang sama pendekatan terapeutiknya yang baru, yang mencerminkan ditinggalkannya psikoanalisis secara radikal, menjadi populer secara luas di tahun 1960-an (corey, 1995: 373).
Berne mengembangkan dasar teori ananalisis transaksional pada tahun 1950-an. Penemuannya tentang status ego disadari sebaagi fase pertama dari sejarah perkembangan analisis transaksional. Penemuan teori tersebut berdasarkan eksperimen-eksperimen neorulogi yang menyatakan bahwa status ego yang dialaminya individu berbeda lewat stimulus.

B.          HAKIKAT MANUSIA
Analisis trasaksional  berakar dari filosofi antideterministik. Iman ditempatkan dalam kapasitas seseorang untuk di atas pola kebiasaan  dan untuk memilih sasaran dan perilaku baru. Ini tidak berarti bahwa mereka sama sekali tanpa ada hal yang mempengaruhinya bisa sampai pada penentuan hidup yang kritis. Analisis ini juga mengakui bahwa mereka dipengaruhi oleh harapan serta tuntutan oleh orang lain yang signifikan baginya, terutama oleh karena keputusan yang terlebih dahulu telah dibuat pada masa hidup mereka pada saat mereka sangat bergantung pada orang lain. tetapi keputusan dapat ditinjau kembali dan ditantang dan apabila keputusan yang telah diambil terdahulu tidak lagi cocok, bisa dibuat keputusan.

C.          TEORI KEPRIBADIAN
Analisis trasaksional dipandang sebagai sesuatu yang positif, karena manusia secara filosofis dapat ditingkatkan, dikembangkan dan diubah secara langsung melalui proses yang aman, menggairahkan dan bahkan menyenangkan. Secara keseluruhan dasar filosofinya bermula dari asumsi bahwa semuanya OK, artinya bahwa setiap individu perilakunya mempunyai dasar menyenangkan dan mempunyai potensi serta keinginan untuk berkembang, dan mengaktualisasikan diri. Dalam melakukan hubungan dengan orang lain sangat perhatian dan mengayomi lawan bicaranya dan mengundang individu lain untuk senang, cocok, dan saling mengisi, yang di dalam dasar teori dan praktek analisis transaksional di sebut I’m OK and You’re OK, sebagaimana terjadi antara hubungan suami-isteri, ayah-anak, majikan-karyawan, guru-siswa, terapis-kien, yang keduanya sebagai pasangan yang seimbang (Subandi, ed, 2003: 67).
Landasan pemikiran Berne tentang status ego berdasarkan pada tiga hipotesis yang berlaku pada setiap indivudu terjadi ;
1.      Bahwa setiap perkembangan menuju pada kedewasaan melalui masa kanak-kanak.
2.      Bahwa setiap manusia mempunyai jaringan otak yang baik dan sanggup melakukan testing terhadap realita secara baik.
3.      Bahwa setiap individu yang berjuang untuk menuju ke dewasa telah mempunyai orang tua yang berfungsi atau seseorang yang dianggap sebagai orang tuanya (Subandi, 2004: 69)
Dari ketiga hipotesis muncul pernyataan bahwa ;
1.                  Pengalaman-pengalaman kehidupan masa kanak-kanak akan terus berlangsung dalam kehidupannya dan kemudian akan berwujud sebaagi status ego.
2.                  Testing realitas merupakan fungsi status ego yang sifatnya realitas dan bukan merupakan yang terpisah dan kemudian berwujud sebagai status ego dewasa.
3.                  Di dalam pelaksanaannya kemungkinan sesuatu dari luar individu akan diambil alih secara sempurna  oleh individu dan kemudian berwujud sebagai status ego orang tua (Subandi, 2004: 69)

Analisis transaksional menggolongkan tiga pola yang terpisah dari perilaku atau status ego ; orang tua, orang dewasa dan anak-anak (T-D-A).
Bagian orang tua kepribadian merupakan suatu introjek dari orang tua dan pengganti orang tua. Dalam ego, orang tua, kita mengalami ulang apa yang dibayangkan sebagai perasaaan orang tua kita sendiri dalam suatu situasi atau merasa dan berbuat terhadap orang lain seperti yang dirasakan dan diperbuat orang tua kita terhadap kita. Status ego orang tua berisi “seharusnya” dan “seyogyanya”. Kita masing-masing punya orang tua penagsuh dan “orang tua pengkritik”.
Status ego orang dewasa adalah pemroses data, ini merupakan bagian objektif dari seseorang yang mengumpulkan informasi tentang apa yang sedang terjadi. Ini bukan yang emosional atau yang memberi perkiraan melainkan yang bekerja dengan fakta dan dengan realitas eksternal. Orang dewasa adalah yang tanpa menyandang keyakinan yang  bernafsu, tetapi banyak problem yang juga mensayaratkan adanya empati intuisi yang harus dipecahkan.
Status ego anak-anak terdiri dari perasaan dorongan emosi serta perbuatan yang spontan anak dalam diri kita masing-masing bisa berupa “anak-anak murni”, si “ profesor cilik”, atau “anak pungut”. Anak-anak murni cirinya sifat yang semua orang memiliki; impulsif, tidak terlatih, spontan, agresif. si “ profesor cilik” cirinya Kebijaksanaan yang dimiliki anak-anak tanpa melalui bangku sekolah, Manipulatif, egosentris, dan kreatif, Intuitif & bermain berdasar perasaan (asli), “Anak Pungut” cirinya :  Modifikasi dari keinginan anak-anak murni, modifikasi berasal dari pengalaman traumatik, tuntutan, latihan, dan keputusan tentang bagaimana agar diperhatikan orang,  sedangkan. Anak pungut ; merajuk, menyetujui, dan  memberontak (Corey, 1995: 375-376).




D.          Tujuan Terapi
Membantu pihak klien dalam rangka membuat keputusan baru, yaitu tentang tingkahlakunya sekarang yang diarahkan pada kehidupannya, caranya dengan jalan membantu klien untuk mendapatkan kesadaran tentang bagaimana klien menghadapi masalahnya berkaitan dengan kebebasan memilih dan memberikan pilihan untuk menentukan cara hidupnya (Rosidan, ).
           
E.           Peranan dan fungsi terapi
Terapis berperan sebagai guru adalah menerangkan tehnik seperti analisis struktural, analisis transaksional, analisis naskah, dan analisis permainan.  Terapis membantu klien dalam rangka menemukan kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan, mengadaptasi rencana hidup dan mengembangakan strategi dalam berhubungan dengan orang lain. terapis membantu klien dalam menentukan alternatif-alternatif (Subandi, ed, 2003: 83). Corey (1995: 386), menyatakan tugas terapi adalah menolong klien mendapatkan perangakat yang diperlukan untuk mendapat perubahan, menolong klien untuk menemukan kekuatan internal mereka untuk mendapatkan  perubahan dengan jalan mengambil keputusan  yang lebih cocok. 


F.           Hubungan antara terapi dan klien
Seperti terapi behavioral yang lain, terapi ini lebih menuntut adanya ketrampilan dan kepekaan yang tinggi untuk menjalin hubunagn kerja ddenagn klien. Terapis untuk aktif dan bersikap mengarahkan serta berfungsinya sebaagi konsultan dan yang bisa menyelesaikan masalah. Oleh karena itu,  mereka menggunakan model berusaha keras dalam mendorong perubahan perilaku dalam lingkunagn alami klien, maka hal penting yang perlu mendapatkan perhatian adalah bahwa mereka secara pribadi bisa bersikap menunjang (Corey, 1995: 422).

G.         Tehnik dan Proses Terapi

Proses terapi dalam pendekatan analisis transaksioanal terdiri dari beberapa metode yaitu :

Analisis struktural

•Merupakan perangkat yang bisa menjadikan manusia sadar akan isi dan berfungsinya orang tua, orang dewasa dan  anak-anak yang ada pada diri meraka.
•Klien dapat belajar mengidentifikasi status ego mereka.


Analisis Transaksioanal
•Suatu deskripsi tentang apa yang dikerjakan dan dikatakan orang tentang dirinya sendiri & orang lain
•Yang terjadi antar manusia melibatkan transaksi status ego; jika pesan disampaikan diharapkan ada respon
•3 jenis transaksi; komplementer, lintas, & tersembunyi

Transaksi komplementer ini dapat terjadi jika antara stimulus  dan respon cocok, tepat dan memang yang diharapkan sehingga transaksi ini akan berjalan lancar. Misalnya pembicaraan antara dua individu yang sama-sama menggunakan status ego orang tua, dewasa atau anak-anak.

Transaksi silang, ini terjadi jika antara stimulus dan respon tidak cocok atau tidak sebagaimana yang diharapkan dan biasanya komunikasi ini akan terganggu.

Transaksi terselubung, terjadi jika antara dua status ego beroperasi bersama-sama. Biasnya dapat dirasakan meliputi dewasa diarahkan ke dewasa, akan tetapi menyembunyikan suau pesan yang sebenarnya. Misalnya dewasa ke anak, atau orang tua ke anak.



Pemodelan keluarga
•Untuk menangani orang tua, orang dewasa dan  anak-anak dan  konstan
•Klien  diminta membayangkan suatu skenario yang mencakup sebanyak mungkin orang yang signifikan pada masa lalu, termasuk dirinya
•Klien sebagai sutradara, produser, & actor



Analisis ritual & waktu senggang

•Untuk menangani orangtua, orang dewasa & anak-anak konstan
•Klien diminta membayangkan suatu skenario yang mencakup sebanyak mungkin orang yang signifikan pada masa lalu, termasuk dirinya
•Klien sebagai sutradara, produser, & actor


Analisis permainan & Racket

•Melukiskan sebuah permainan sebagai “urut-urutan transaksi tersembunyi yang komplementer yang terus menerus berjalan maju ke arah terciptanya hasil-hasil yang tertata baik & bisa diramalkan”



Analisis suratan
•Bagian dari proses terapi yang akan bisa mengidentifikasi pola hidup yang diikuti klien.

•Klien memungkinkan memilih alternatif baru pada saat menjalani kehidupan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Model konseling satu ini sangat menarik. Analisis transaksional menggolongkan tiga pola yang terpisah dari perilaku atau status ego ; orang tua, orang dewasa dan anak-anak (T-D-A). Prinsipnya: you're Ok, I'am Ok.

~dosen pengampu: dakhandayani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar