II.
TERAPI
GESTALT
A.
Latar
Belakang
Psikologi
Gestalt, yang didirikan oleh Max Wertheimer, merupakan kelanjutan dari
pemberontakan terhadap molekularisme program Wundt terhadap psikologi, yang
menuai simpati banyak orang pada waktu itu, termasuk di dalamnya William James.
Kata Gestalt bermakna keseluruhan yang bersatu atau penuh makna, yang malah
fokus pada kajian psikologis.
B.
Frederick S
Fritz Perls (1893-1970) : Tokoh Utama Terapi Gestalt
Terapi
Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi eksistensial
yang berpijak pada premis bahwa individu-individu menemukan jalan hidupnya
sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap mencapai
kematangan. Terapi gestalt berfokus pada apa dan bagaimana-nya tingkah laku dan
pengalaman disini dan sekarang dengan memadukan (mengintegrasikan)
bagian-bagian kepribadian yang terpecah dan tak diketahui
Tugas
utama terapis adalah membantu klien agar mengalami sepenuhnya keberadaannya
disini dan sekarang dengan menyadarkannya atas tindakannya mencegah diri
sendiri merasakan dan mengalami saat sekarang. Oleh karena itu terapi Gestalt
pada dasarnya non interpratatif dan sedapat mungkin, klien menyelenggarakan
terapi sendiri.
C.
HAKEKAT
MANUSIA
Pandangan Tentang Sifat Manusia
Pandangan
Gestalt tentang manusia berakar pada filsafat eksistensial dan fenomenologi.
Pandangan ini menekankan konsep-konsep seperti perluasan kesadaran penerimaan
tanggung jawab pribadi, kesatuan pribadi dan mengalami cara-cara yang
menghambat kesadaran. Dalam terapinya, pendekatan Gestalt berfokus pada
pemulihan kesadaran serta pada pemaduan polaritas-polaritas dan
dikotomi-dikotomi dalam diri. Terapi diarahkan bukan pada analis, melainkan
pada integrasi yang berjalan selangkah demi selangkah dalam terapi sampai klien
menjadi cukup kuat untuk menunjang pertumbuhan pribadinya sendiri. Pandangan
gestalt adalah bahwa individu memiliki kesanggupan memikul tanggung jawab
pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai pribadi yang terpadu. Disebabkan oleh
masalah-masalah tertentu dalam perkembangannya, individu membentuk berbagai
cara menghindari masalah dan karenanya, menemui jalan buntu dalam pertumbuhan
pribadinya. Terapi menyajikan interuensi dan tantangan yang diperlukan, yang
bisa membantu individu memperoleh pengetahuan dan kesadaran sambil melangkah
menuju pemanduan dan pertumbuhannya. Dengan mengakui dan mengalami
penghambat-penghambat pertumbuhannya, maka kesadaran individu atas
penghambat-penghambat itu akan meningkat sehingga dia kemudian bisa
mengumpulkan kekuatan guna mencapai keberadaan yang lebih otentik dan vital.
Saat sekarang
Bagi
Perls, tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Karena masa lampau telah pergi
dan masa depan belum datang, maka saat sekaranglah yang penting. Salah satu
sumbangan utama dari terapi Gestalt adalah penekanannya pada disini dan
sekarang serta pada belajar menghargai dan mengalami sepenuhnya saat sekarang.
Ketika membicarakan “etos saat sekarang” Polster dan Polster (1973)
mengembangkan tesis bahwa “Kekuatan ada pada saat sekarang”. Pandangan mereka
adalah “Kebenaran yang paling sulit diajarkan bahwa hanya sekaranglah yang ada
dan bahwa menyimpang darinya berarti menyimpang dari kualitas hidup yang ada
pada kenyataan” (Polster dan Polster,1973, hlm 7).
Terapis Gestalt secara aktif
menunjukkan bagaimana klien bisa dengan mudah lari dari saat sekarang dan
memasuki masa lampau atau masa depan.
Sasaran
Perls adalah membantu orang-orang membuat hubungan dengan pengalaman mereka
secara jelas dan segera ketimbang semata-mata berbicara tentang
pengalaman-pengalaman itu.
Perls yakin bahwa orang-orang
cenderung bergantung pada masa lampau untuk membenarkan ketidaksediannya memikul
tanggung jawab atas dirinya sendiri dan atas pertumbuhannya. Perls melihat
sebagian besar orang mendapat kesulitan untuk tinggal pada saat sekarang.
Mereka lebih suka melakukan sesuatu yang lain dari pada menjadi sadar betapa
mereka telah mencegah diri sendiri menjalani hidup sepenuhnya.
Urusan Yang Tak Selesai
Dalam
terapi Gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai, yakni mencakup
perasaan-perasaan yang tidak terungkap seperti dendam, kemarahan, kebencian,
sakit hati. Kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan, dan sebagainya.
Urusan
yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia menghadapi dan menangani
perasaan-perasaan yang tak terungkap itu. Ketika berbicara tentang
pengaruh-pengaruh urusan yang tak selesai, Polster dan Polster (1973, hlm. 36)
mengatakan, “Arah-arah yang tak selesai itu mencari penyelesaian dan apabila
arah-arah tersebut memperoleh cukup kekuatan, maka individu disulitkan oleh
pikiran yang tak berkesudahan, tingkah laku kompulsif, kehati-hatian, energi
yang menekan, dan banyak perilaku mengalahkan diri”.
Bagaimana
urusan yang tak selesai membentuk pusat keberadaan seseorang, maka semangat
pemikiran orang itu menjadi terhambat. Idealnya, orang yang tak terhambat
memiliki kebebasan untuk terlibat secara spontan dengan apa saya yang
diminatinya sampai minatnya itu terpuaskan dan sesuatu yang lain mengundang
perhatiannya. Itu adalah suatu proses yang alamiah. Orang yang hidup menurut
irama ini merasa dirinya lues, terbuka dan efektif (Polster dan Polster, 1973,
hlm.37).
Menurut
Polster dan Polster, terdapat dua kutub penghalang yang menghambat proses. Yang
satu adalah obsesi atau kompulsi yang mengarah pada suatu kebutuhan yang kaku
untuk menyelesaikan urusan yang tak selesai. Yang lainnya adalah pengalaman
belalang yang fokusnya begitu cepar berlalu sehingga penyelesaiannya menjadi
terhambat.
Dalam
pandangan Perls, rasa sesal menjadikan individu terpaku, yakni dia tidak bisa mendekati atau terlibat komunikasi yang
otentik sampai dia mengungkapkan rasa sesalnya itu. Jadi menurut Perls,
pengungkapan rasa sesal itu merupakan suatu keharusan. Rasa sesal yang tidak
terungkapkan acap kali berubah menjadi perasaan berdosa
Pengingkaran
a. Sarana
menghindarkan diri dr menghadapi tugas yg blm selesai dan pengalaman yg tdk
mengenakkan
b. Sebagian
besar orang > suka menghindarkan diri dari pengalaman emosi yg menyakitkan
daripada berbuat sesat yg diperlukan untuk mendapat perubahan
Sulit membebaskan diri diri
kesulitan, memblokir kemungkinan mereka untuk tumbuh
Lapisan Neurosis
Menyamakan pembeberan
kepribadian orang dewasa dengan pengulitan bawang merah (mengupas lima lapisan
neurosis : pura-pura (latah tdk otentik, hayal), fobia (menghindar dr kepedihan
emosional dengan melihat aspek yg ada dalam diri untuk diingkari), buntu
(terpaku dlm proses pendewasaan diri), implosif (menghayati kematian, bukan
mengingkari atau melarikan diri), eksplosif (melepaskan peranan semu dan
kepura-puraan, ledakan menuju kepedihan atau keceriaan).
Kontak Serta
Resistensi Terhadap Kontak
a. Bila
kita mengadakan kontak dengan lingkungan, adanya perubahan tidak bisa
dihindarkan
b. Kontak
efektif, berinteraksi dengan org lain tanpa hrs menghilangkan rasa
kepribadiannya
c. Kontak
efektif, penyesuaian pribadi dengan lingkungan
yang kreatif, dan pembaharuan tanpa henti
d. Bertindak
mempertahankan diri yang kita kembangkan agar kita tidak menghayati masa kini
scr penuh dan sesuai kenyataan (spt MPE, dlm hal ini 5 lapisan neurosis)
Tujuan
Terapi Gestalt
Tujuan utama konseling Gestalt
adalah membantu klien agar berani menghadapi berbagai macam tantangan maupun
kenyataan yang harus dihadapinya sedangkan tujuan spesifik terapi ini adalah ;
a.
Membantu
klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau
realitas, serta mendapatkan insight secara penuh.
b.
Membantu
klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya.
c.
Mengentaskan
klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur
diri sendiri.
d.
Meningkatkan kesadaran
individu agar klien dapat bertingkah laku menurut prinsip – prinsip Gestalt,
semua situasi bermasalah yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi
dengan baik
PROSES TERAPUETIK
Tujuan
terapi Gestalt bukanlah penyesuaian terhadap masyarakat Sasaran utama terapi
Gestalt adalah pencapaian kesadaran. Kesadaran dengan dan pada diri sendiri
dipandang kuratif. Tanpa kesadaran, klien tidak memiliki alat untuk mengubah
kepribadiannya. Dengan kesadaran, klien memiliki kesanggupan untuk menghadapi
dan menerima bagian-bagian keberadaan yang diingkarinya serta untuk berhubungan
dengan pengalaman-pengalaman subjektif dan dengan kenyataan. Klien bisa menjadi
suatu kesatuan dan menyeluruh. Apabila klien menjadi sadar, maka urusannya yang
tidak selesai akan selalu muncul sehingga bisa ditangani dalam terapi.
Prinsip kerja Konseling Gestalt
a.
Penekanan Tanggung
jawab Klien
b.
Orientasi Sekarang
dan di Sini
c.
Orientasi
Eksperiensial
Fungsi dan peran terapis
Terapi Gestalt difokuskan pada
perasaan-perasaan klien, kesadaran atas saat sekarang, pesan-pesan tubuh, dan
penghambat-penghambat kesadaran (Corey, 1995: 338).
Sasaran
terapis adalah kematangan klien dan pembongkaran “hambatan-hambatan yang
mengurangi kemampuan klien berdiri di atas kaki sendiri”. Tugas terapis adalah
membantu klien dalam melaksanakan peralihan dari dukungan eksternal kepada
dukungan internal dengan menentukan letak jalan buntu.
Terapis
membantu kliennya agar menyadari dan menembus jalan buntu dengan menghadirkan
situasi-situasi yang mendorong kliennya itu untuk mengalami keterpurukannya
secara penuh. Perls yakin bahwa frustasi-frustasi itu perlu bagi pertumbuhan,
sebab tanpa frustasi, orang tidak merasa perlu menggali sumber-sumber dirinya
dan menyadari bahwa dia bisa memanipulasi dirinya sendiri sebaik manipulasi
yang dilakukannya terhadap orang lai . jika tidak hati-hati, maka terapis pun
akan tersedot ke dalam manipulasi-manipulasi klien.
Perls
(1996 a hlm.36) mengemukakan bahwa cara untuk menghindari manipulasi yang mungkin
dilakukan klien adalah membiarkan klien menemukan sendiri potensi-potensinya
yang hilang. Tugas terapis adalah menyajikan situasi yang menunjang pertumbuhan
dengan jalan mengonfrontasikan klien kepada titik tempat dia menghadapi suatu
putusan apakah akan atau tidak akan mengembangkan potensi satu fungsi yang
penting dari terapis Gestalt adalah memberikan perhatian pada bahasa tubuh
kliennya.
Perls
(1969a, hlm.54) mengatakan bahwa postur gerakan-gerakan, mimik-mimik muka,
keraguan dan sebagainya, dapat menceritakan kisah yang sesungguhnya. Ia
mengingatkan bahwa komunikasi verbal sering mengandung kebohongan dan bahwa
jika terapis terpusat pada isi, maka dia kehilangan esensi pribadi klien.
Komunikasi yang nyata ada di seberang kata-kata.
Terapis
Gestalt sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti : Apa yang dikatakan
oleh mata anda ? jika saat ini tangan anda bisa bicara, apa yang akan
dikatakannya ? Dapatkah anda melangsungkan percakapan antara tangan kanan dan
tangan kiri anda ? Orientasi umum dari terapi Gestalt adalah pemikulan tanggung
jawab yang lebih besar oleh klien bagi mereka sendiri, bagi pikiran-pikiran,
perasaan-perasaan, dan tingkah laku mereka. Terapis mengonfrontasikan kliennya
dengan cara-cara mereka sekarang menghindari tanggung jawab mereka serta
meminta mereka agar membuat keputusan-keputusan tentang kelanjutan terapi.
Tentang apa yang ingin mereka pelajari dari terapi dan tentang bagaimana mereka
ingin menggunakanwaktu terapinya. Persoalan-persoalan lain yang bisa dijadikan
butir utama trapi bisa mencakup hubungan antara klien dan trapis serta
cara-cara berhubungan yang digunakan oleh klien dengan terapis yang sama dengan
yang digunakannya diluar pertemuan terapi.
Secara
singkat peran terapis dalam konseling gestalt ini adalah ;
a. Menolong
klien bisa mengadakan transisi dari dukunagn eksternal menjadi dukungan
internal dan ini dialkuakn denagn jalan menemukan lokasi impas. Impas yaitu
titik di mana seseorang individu menghindar penghayatan perasaan yang mengancam
oleh karenadia mearsa kurang nyaman.
b. Menaruh
perhatian pada bahasa tubuh klien juga memberikan tekanan pada hubungan anatra
pola bahasa dengan kepribadian (Corey, 1995: 339-340)
Sementara
klien dalam terapi Gestalt adalah partisipan-partisipan aktif yang membuat
penafsiarn-penafsiran dan makna-maknanya sendiri. Merekalah yang mencapai
peningkatan kesadaran dan yang menentukan apa yang akan dan tidak akan
dilakukan dalam proses belajarnya.(Corey, 1995: 341-342).
Hubungan antara terapis dan klien.
Praktek
terapi Gestalt yang efektif melibatkan hubungan pribadi ke pribadi antara
terapis dan klien. Yang penting adalah terapis secara aktif berbagi
persepsi-persepsi dan pengalaman-pengalaman saat sekarang ketika dia menghadapi
klien disin dan sekarang. Disamping itu, terapis memberikan umpan balik,
terutama yang berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh klien melalui tubuhnya.
Terapis harus menghadapi klien dengan reaksi-reaksi yang jujur dan langsung
serta menantang manipulasi-manipulasi klien tanpa menolak klien sebagai pribadi
(Corey, 1995: 344).
E.
Teknik-teknik
dan Prosedur Terapeutik
Teknik-teknik terapi Gestalt meliputi
a.
Latihan Dialog
b.
Berkeliling
c.
Latihan saya
Bertanggung Jawab
d.
Bermain Proyeksi
e.
Teknik Pembalikan
f.
Tetap dengan
Perasaan
g.
Permainan Ulangan
h.
Permainan melebih
- lebihkan
Terapi Gestalt adalah lebih dari
sekedar sekumpulan teknik atau “permainan-permainan”. Apabila interaksi pribadi
antara terapis dan klien merupakan inti dari proses terapeutik, teknik-teknik
bisa berguna sebagai alat untuk membantu klien guna memperoleh kesadaran yang
lebih penuh.
Levitsky dan Peris (1970 : 144-149)
menyajikan suatu uraian ringkas tentang sejumlah permainan yang bisa digunakan
dalam terapi gestalt antara lain :
-
Permainan dialog
Terapi
gestalt menaruh perhatian yang besar pada pemisahan dalam fungsi kepribadian.
Yang paling utama adalah pemisahan antara : “top dog” dan “underdog”. Teknik
kursi kosong adalah suatu cara untuk mengajak klien agar mengeksternalisasi
introyeksinya. Dalam teknik ini dua kursi diletakkan di tengah ruangan. Terapis
meminta klien untuk duduk di kursi yang satu dan memainkan peran sebagai “top
dog” dan kemudian pindah ke kursi lain dan menjadi “underdog”.
-
Berkeliling
Adalah
suatu latihan terapi gestalt dimana klien diminta untuk berkeliling ke
anggota-anggota kelompoknya dan berbicara atau melakukan sesuatu dengan setiap
anggota itu. Maksud teknik ini adalah untuk menghadapi, memberanikan dan
menyingkapkan diri, bereksperimen dengan tingkah laku yang baru.
-
Latihan saya bertanggung jawab
atas …”
Dalam
tahap ini, terapis meminta untuk membuat suatu pernyataan dan kemudian
menambahkan pada pernyataan itu kalimat “dan saya bertanggung jawab untuk ini”.
Teknik
ini merupakan perluasan kontinum kesadaran dan dirancang untuk membantu orang
agar mengakui dan menerima perasaan-perasaan alih-alih memproyeksikan
perasaan-perasaan atau kepada orang lain.
-
Saya memiliki suatu rahasia
Teknik
ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi perasaan-perasaan berdosa dan malu. Terapis
meminta pada klien untuk berkhayal tentang suatu rahasia pribadi yang terjaga
dengan baik. Membayangkan bagaimana perasaan mereka dan bagaimana orang lain
bereaksi jika mereka membuka rahasia itu.
-
Bermain proyeksi
Dalam
permainan “bermain proyeksi” terapis meminta klien yang mengatakan “saya tidak
bisa mempercayaimu” untuk memainkan peran sebagai orang yang tidak bisa menaruh
kepercayaan guna menyingkapkan sejauh mana ketidakpercayaan itu menjadi konflik
dalam dirinya.
-
Teknik pembalikan
Teori
yang melandasi teknik pembalikan adalah teori bahwa klien terjun kedalam suatu
yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan dan menjalin
hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau diingkarinya. Oleh
karena itu, teknik ini bisa membantu para klien untuk mulai menerima
atribut-atribut pribadinya yang telah dicoba diingkarinya.
-
Permainan ulangan
Menurut
Perls, banyak pemikiran kita yang merupakan pengulangan. Dalam fantasi, kita
mengulang-ulang peran yang kita anggap masyarakat mengharapkan kita
memainkannya. Ketika tiba saat menampilkannya, biasanya kita mengalami demam
panggung atau kecemasan yakni kita takut tidak mampu memainkan peran kita itu
dengan baik. Pengulangan internal menghabiskan banyak energi serga acap kali
menghambat spontanitas dan kesediaan kita untuk bereksperimen dengan tingkah
laku baru.
-
Permainan melebihi-lebihkan
Permainan
ini berhubungan dengan konsep peningkatan kesadaran atas tanda-tanda dan
isyarat-isyarat halus yang dikirimkan oleh seseorang melalui bahasa tubuh,
gerakan-gerakan, sikap-sikap badan, dan mimic muka bisa mengomunikasikan
makna-makna yang penting. Begitupun isyarat-isyarat yang tidak lengkap. Klien
diminta untuk melebih-lebihkan gerakan-gerakannya atau mimik muka secara
berulang-ulang, yang biasanya mengitensifkan perasaan yang terpaut pada tingkah
laku dan membuat makna bagian dalam lebih jelas.
-
Tetap dengan perasaan
Teknik
ini bisa digunakan pada klien menunjukkan pada perasaan atau suasana hati yang
tidak menyenangkan yang ia sangat ingin menghindarinya. Terapis mendesak klien
untuk tetap dengan atau menahan perasaan yang ingin menghindarinya itu.
-
Pendekatan Gestalt terhadap
kerja mimpi
Terapi
gestalt tidak menafsirkan dan menganalisis mimpi, membawa kembali mimpi kepada
kehidupan, menciptakan kembali mimpi. Konsep tentang proyeksi adalah dominant
dalam teori perls tentang formasi mimpi. Menurut Perls setiap orang dan setiap
obyek yang ada di dalam mimpi merepresentasikan aspek yang diproyeksikan oleh
mimpi. Perls (1969a: 67) mengemukakan bahwa “kita bertolak dari asumsi yang
mustahil bahwa apapun yang kita yakini, kita lihat dalam diri orang lain atau
dalam dunia adalah tidak lain suatu proyeksi”.
Pembahasan ringkas tentang kerja menangani
mimpi ini dimaksudkan untuk memperkenalkan pembaca kepada cara umum dimana
mimpi-mimpi merupakan teknik yang berguna dalam terapi gestalt (Corey, 1995:
351-356).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan
penerapan yang pentas dari teknik-teknik gestalt adalah :
1.
Waktu
2.
Jenis klien yang ditangani
3.
Setting yang dihadapi.
Shepherd (1970 : 234 - 235) menghubungkan
diri dengan faktor-faktor tersebut dan menggarisbawahi soal-soal yang
direfleksikannya :
“Pada umumnya terapi gestalt paling efektif
menangani individu-individu yang disosialisasi secara berlebihan, terhambat dan
mengerut yang sering dijabarkan sebagai neurotic, fobik, perfeksonistik, tidak
efektif, despresif dan lain-lain yang fungsi psikologinya terbatas atau tidak
konsisten. Terutama ditandai oleh restriksi-restriksi internalnya dan yang
kesenangan hidupnya minimal. Sebagian besar upaya terapi gestalt karenanya
diarahkan kepada orang-orang dengan ciri-ciri tersebut. ~~~~~~~~~~~~~~~
Model Konseling Kedua adalah Gestalt Teraphy.
Model atau pendekatan ini merupakan alternatif lain dari pendekatan layanan konseling.
Semakin banyak variasi jenis pendekatan yang digunakan oleh konselor dalam melaksanakan layanan, menunjukkan kompetensi dan kreatifitas konselor dalam menjalankan layanannya.
Bagi mahasiswa yang menempuh kuliah jurusan BK harus menguasai pendekatan-pendekatan alternatif ini,
~dosen pengampu: dakhandayani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar